"ARSWENDO ATMOWILOTO"
Arswendo Atmowiloto
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Arswendo Atmowiloto
|
|
Nama
lahir
|
Sarwendo
|
Lahir
|
|
Pekerjaan
|
|
Agama
|
Katolik
|
Arswendo
Atmowiloto (lahir di Surakarta, Jawa
Tengah, 26
November 1948; umur 64
tahun) adalah penulis dan wartawan Indonesia yang aktif di
berbagai majalah dan surat kabar seperti Hai dan KOMPAS. Mempunyai
nama asli Sarwendo. Nama itu diubahnya menjadi Arswendo karena
dianggapnya kurang komersial dan ngepop. Lalu di belakang namanya itu
ditambahkannyalah nama ayahnya, Atmowiloto, sehingga namanya menjadi apa yang dikenal
luas sekarang.
Kehidupan pribadi
Pada tahun 1990, ketika
menjabat sebagai pemimpin redaksi tabloid Monitor, ia ditahan
dan dipenjara karena satu jajak
pendapat. Ketika itu,
Tabloid Monitor memuat hasil jajak pendapat tentang siapa yang menjadi tokoh
pembaca. Arswendo terpilih menjadi tokoh nomor 10, satu tingkat di atas Nabi
Muhammad SAW (Nabi umat
Muslim) yang terpilih menjadi tokoh nomor 11. Sebagian masyarakat Muslim marah
dan terjadi keresahan di tengah masyarakat. Arswendo kemudian diproses secara
hukum sampai divonis hukuman 5 tahun penjara.
Arswendo
mulanya beragama Islam, namun berpindah agama menjadi Katholik mengikuti agama
sang istri.
Selama dalam
tahanan, Arswendo menghasilkan tujuh buah novel, puluhan artikel, tiga naskah
skenario dan sejumlah cerita bersambung. Sebagian dikirimkannya ke berbagai
surat kabar, seperti KOMPAS, Suara
Pembaruan, dan Media
Indonesia. Semuanya
dengan menggunakan alamat dan identitas palsu.
Untuk cerita
bersambungnya, "Sudesi" (Sukses dengan Satu Istri), di harian
"Kompas", ia menggunakan nama "Sukmo Sasmito". Untuk
"Auk" yang dimuat di "Suara Pembaruan" ia memakai nama
"Lani Biki", kependekan dari Laki Bini Bini Laki, nama iseng ia
pungut sekenanya. Nama-nama lain pernah dipakainya adalah "Said Saat"
dan "B.M.D Harahap".
Setelah
menjalani hukuman 5 tahun ia dibebaskan dan kemudian kembali ke profesi
lamanya. Ia menemui Sudwikatmono yang
menerbitkan tabloid Bintang Indonesia yang sedang
kembang-kempis. Di tangannya, Arswendo berhasil menghidupkan tabloid itu. Namun
Arswendo hanya bertahan tiga tahun di situ, karena ia kemudian mendirikan
perusahaannya sendiri, PT Atmo Bismo Sangotrah, yang memayungi sedikitnya tiga
media cetak: tabloid anak Bianglala, Ina (kemudian jadi Ino), serta tabloid Pro-TV. Saat ini selain masih aktif menulis
ia juga memiliki sebuah rumah produksi sinetron.
0 komentar
Label: ARSWENDO